Suara.com - Pakar hukum tata negara, Refly Harun mengkritisi Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono yang dianggapnya tidak memahami mandat demokrasi akibat banyak melakukan perombakan di tubuh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bahkan Refly menyinyir kalau Heru Budi mendaptkan jabatan dari hasil giveaway.
"Dia itu diberikan giveaway, meskipun menjabat selama dua setengah tahun, ya kan nggak sopan namanya. Soalnya dia dipilih tidak ada pemilihan sama sekali, tapi tiba-tiba diberikan mandat dan rombak sana-sini," kata Refly melansir Warta Ekonomi--Jaringan Suara.com, Selasa (13/12/2022).
Kritik Refly itu tidak terlepas dari terobosan yang dilakukan Heru Budi semenjak dilantik sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta pada 17 Oktober 2022. Selama dua bulan, Heru Budi sudah melakukan perombakan jabatan di Pemprov DKI.
Semisal saja, Heru Budi sudah mencopot Dirut MRT Jakarta, Komisaris PT LRT Jakarta, Sekretaris Daerah atau Sekda DKI Jakarta Marullah Mattali hingga Dirut PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
Heru Budi juga mengubah tagline ibu kota dari "Jakarta Kota Kolaborasi" menjadi "Sukses Jakarta untuk Indonesia".
Refly menganggap kalau Heru Budi tidak paham dengan jabatan yang diamanahkan terhadapnya.
"Sebagai PJ dia bukan memoles atau menambal (kebijakan yang kurang), tapi mengubah secara drastis misalnya tagline Jakarta, kemudian mengganti Sekda sampai mengganti jabatan-jabatan di BUMD dan lain sebagainya," tegasnya.
"Tapi kalau ini baru menjabat kurang dari 6 bulan saja sudah bisa merombak apa aja. Ini luar biasa ya padahal seolah-olah dia (Heru Budi) diberikan giveaway (jabatan)."
Baca Juga: Heru Budi Batasi Usia PJLP Pemprov DKI Usai Ubah Pergub Ahok, Maksimal Sampai 56 Tahun